Braud Bali: Perpaduan Rasa Lokal dan Artisan Roti Khas Pulau Dewata

Braud Bali: Perpaduan Rasa Lokal dan Artisan Roti Khas Pulau Dewata

Nyicip.id - Kalau bicara soal Bali, biasanya yang pertama terlintas di pikiran kita adalah pantai-pantai indah, budaya yang kaya, dan suasana liburan yang bikin betah. Tapi siapa sangka, Bali juga punya banyak hidden gem kuliner yang wajib dicoba, salah satunya adalah Braud Bali. Nah, kalau kamu belum pernah dengar, ini adalah tempat yang menggabungkan rasa lokal dengan artisan roti yang bikin siapa pun langsung jatuh cinta. Serius deh, pengalaman aku waktu pertama kali ke sana rasanya nggak bakal aku lupakan.

Cerita Pertama Kali Menemukan Braud Bali

Waktu itu, aku lagi jalan-jalan di area Canggu. Temanku yang memang tinggal di Bali bilang kalau aku harus banget coba roti dari Braud Bali. Jujur, awalnya aku skeptis. "Roti? Di Bali? Apa yang spesial?" pikirku. Tapi akhirnya aku luluh juga karena temanku nggak berhenti promosiin tempat ini.

Begitu sampai, suasana tempatnya langsung bikin aku merasa nyaman. Ada aroma roti yang baru keluar dari oven bercampur dengan udara segar Bali yang hangat. Interiornya simpel tapi elegan, dengan dominasi kayu dan sentuhan tropis. Saat itu, aku langsung mikir, "Oke, ini pasti nggak sekadar toko roti biasa."

Ternyata benar! Braud Bali memang beda. Mereka nggak cuma jual roti, tapi juga menawarkan pengalaman menikmati rasa lokal yang diolah dengan teknik artisan kelas dunia. Dari baguette yang crispy di luar tapi lembut di dalam, sampai croissant dengan lapisan yang bikin puas tiap gigitan semuanya terasa dibuat dengan cinta. Dan oh, jangan lupa cek website nyicip.id buat detail lebih lanjut tentang menu dan pengalaman di sini.

Filosofi di Balik Rasa dan Bahan Lokal

Salah satu hal yang bikin Braud Bali spesial adalah filosofi mereka soal bahan-bahan lokal. Aku sempat ngobrol dengan salah satu staf di sana, dan mereka cerita kalau bahan-bahan seperti tepung, gula kelapa, sampai garamnya diambil dari produsen lokal Bali. Jadi selain mendukung petani dan pengrajin lokal, mereka juga memastikan setiap gigitan rotinya punya rasa yang autentik.

Sebagai contoh, mereka punya menu sourdough yang dibuat dengan fermentasi alami selama 48 jam. Kalau kamu pencinta roti sejati, pasti tahu betapa sulitnya menemukan sourdough yang pas di Indonesia. Tapi di Braud Bali, sourdough mereka punya rasa yang seimbang: sedikit asam, tapi nggak terlalu kuat, dengan tekstur chewy yang sempurna. Rasanya seperti membawa pengaruh tradisional Bali ke dalam sebuah roti modern.

Selain itu, mereka juga kerap bereksperimen dengan bahan lokal seperti cokelat dari Ubud, vanila asli Bali, atau bahkan buah-buahan tropis. Pernah cobain croissant isi kelapa muda? Di Braud Bali, itu ada, dan itu salah satu menu favoritku!

Kesalahan yang Aku Pelajari soal Roti Artisan

Kalau ada satu hal yang aku pelajari dari pengalaman di Braud Bali, itu adalah aku sebelumnya sering salah paham soal roti artisan. Aku pikir semua roti artisan itu bakal keras dan nggak cocok buat selera lidah Indonesia. Tapi ternyata, aku salah besar.

Di Braud Bali, mereka punya pendekatan yang bikin semua orang bisa menikmati roti artisan tanpa merasa "asing." Bahkan teman-temanku yang nggak terlalu suka roti bilang kalau mereka suka banget dengan menu roti di sini. Tekstur dan rasanya seimbang banget, nggak berat di perut tapi tetap mengenyangkan.

Oh iya, satu kesalahan lain yang dulu aku sering lakukan adalah menyimpan roti artisan dengan cara yang salah. Aku biasa bungkus roti dengan plastik dan taruh di kulkas. Ternyata itu bikin teksturnya jadi aneh. Di Braud Bali, aku belajar bahwa roti seperti sourdough atau baguette sebaiknya disimpan dalam kantong kertas di suhu ruang. Simpel, tapi efeknya besar banget.

Tips Menikmati Braud Bali dengan Sempurna

Kalau kamu berencana mampir ke Braud Bali, ada beberapa tips yang bisa bikin pengalamanmu makin maksimal:

  1. Datang Pagi-Pagi: Roti yang baru keluar dari oven punya aroma dan tekstur terbaik. Ditambah lagi, kalau kamu datang pagi, pilihan rotinya masih lengkap. Waktu itu aku datang sekitar jam 8 pagi, dan semua menu favorit masih tersedia.

  2. Cobain Menu Seasonal: Salah satu hal seru di Braud Bali adalah mereka sering menghadirkan menu musiman. Misalnya, waktu aku ke sana, mereka punya croissant isi pisang karamel. Luar biasa enaknya!

  3. Jangan Lupa Minumnya: Selain roti, mereka juga punya pilihan minuman seperti kopi dan teh yang enak banget. Aku pribadi suka banget dengan latte mereka yang menggunakan susu lokal Bali. Rasanya creamy tapi tetap ringan.

  4. Beli Lebih untuk Dibawa Pulang: Percayalah, kamu nggak bakal cukup dengan cuma satu atau dua roti. Aku waktu itu beli baguette ekstra untuk dibawa pulang, dan itu jadi teman sarapan yang sempurna di keesokan harinya.

Momen Frustrasi yang Jadi Pelajaran

Tapi, nggak semua pengalaman di Braud Bali selalu mulus. Aku pernah datang agak siang, sekitar jam 11-an, dan ternyata beberapa menu favoritku udah habis! Waktu itu aku bener-bener ngerasa nyesel banget karena nggak bangun lebih pagi. Sejak itu, aku selalu pastikan buat datang lebih awal kalau mau ke sana.

Selain itu, aku juga pernah salah pesan. Aku pikir sourdough mereka bakal cocok dimakan begitu saja, tanpa apa-apa. Tapi ternyata sourdough lebih nikmat kalau dimakan dengan butter atau dipasangkan dengan sup. Jadi, sekarang aku selalu pesan mentega tambahan atau beli topping sederhana untuk menikmati sourdough.

Braud Bali sebagai Inspirasi Kuliner Lokal

Aku nggak cuma menikmati rotinya, tapi juga terinspirasi oleh misi Braud Bali dalam memadukan rasa lokal dengan teknik internasional. Buatku, ini adalah contoh sempurna bagaimana kita bisa membawa kekayaan budaya lokal ke level yang lebih tinggi.

Jadi, buat kamu yang lagi cari pengalaman kuliner unik di Bali, jangan lupa mampir ke Braud Bali. Aku yakin pengalamanmu bakal sama serunya atau bahkan lebih seru dibandingkan dengan cerita yang aku bagikan ini. Kalau penasaran dengan detail lebih lanjut, kamu juga bisa cek review-nya di nyicip.id untuk referensi tambahan.

Posting Komentar

0 Komentar