Ronde: Street Food Khas Malang yang Menghangatkan Jiwa di Setiap Gigitan

Ronde: Street Food Khas Malang yang Menghangatkan Jiwa di Setiap Gigitan

Nyicip.id - Malam di Malang selalu punya daya tarik sendiri. Udara dingin yang menyelinap di antara pepohonan dan lampu kota yang berpendar menciptakan suasana nyaman, tapi juga membuat perut cepat lapar. Jika Anda pernah jalan-jalan ke Malang, Anda pasti tahu ada satu makanan kaki lima yang selalu jadi incaran ronde.

Saya masih ingat pertama kali mencicipi ronde khas Malang. Waktu itu, saya sedang berjalan-jalan di sekitar Alun-Alun Kota Malang. Aroma jahe yang hangat menyeruak dari sebuah gerobak kecil di pinggir jalan, memaksa saya berhenti sejenak. “Cobain, Mas! Pas buat hawa dingin kayak gini,” ujar penjualnya dengan senyum ramah. Dan benar saja, semangkuk ronde berhasil membuat malam itu terasa lebih hangat bukan cuma di perut, tapi juga di hati.

Apa Itu Ronde?

Ronde, atau lengkapnya wedang ronde, adalah minuman tradisional berbasis jahe yang berasal dari Jawa. Di Malang, ronde menjadi salah satu street food yang wajib dicoba. Hidangan ini biasanya terdiri dari bola-bola kecil yang terbuat dari tepung ketan dengan isian kacang tanah tumbuk. Bola-bola ronde itu direndam dalam kuah jahe hangat yang manis dan sering kali ditambah dengan pelengkap seperti kolang-kaling, roti tawar, dan kacang goreng.

Sekilas, ronde mungkin terlihat sederhana, tapi jangan terkecoh. Ada seni tersendiri dalam membuat bola-bola ronde agar teksturnya kenyal sempurna. Dan tentu saja, kunci kelezatannya terletak pada kuah jahe yang aromatik. Penjual ronde di Malang punya cara unik untuk menjaga rasa jahe tetap kuat, tapi tidak terlalu menusuk tenggorokan sebuah keseimbangan yang menurut saya, sulit dicapai.

Pengalaman Berburu Ronde di Malang

Berburu ronde di Malang bukan hanya soal mencicipi makanan; ini adalah pengalaman budaya. Saya sering melihat gerobak-gerobak kecil dengan lampu neon menyala terang, dikelilingi kursi plastik sederhana. Biasanya, penjual ronde di Malang mulai berjualan menjelang senja hingga larut malam.

Salah satu tempat favorit saya adalah di kawasan Kayutangan Heritage. Di sana, saya pernah menemukan penjual ronde yang sudah berjualan selama lebih dari 20 tahun. Pak Sutris, begitu ia dipanggil, dengan cekatan membuat ronde sambil bercanda dengan pelanggannya. Ia bercerita, “Dulu saya belajar bikin ronde dari ibu saya. Resepnya nggak pernah berubah sampai sekarang.”

Yang membuat ronde Pak Sutris spesial adalah kuah jahe yang ia tambahkan dengan sedikit kayu manis dan gula batu. Hasilnya? Rasa manis alami yang nggak bikin enek dan punya aroma rempah yang kuat.

Komponen Penting dalam Semangkuk Ronde

Ada beberapa elemen yang membuat ronde khas Malang begitu istimewa:

  1. Bola-Bola Ronde
    Bola-bola ronde ini biasanya dibuat dari tepung ketan putih. Isian kacangnya juga khas campuran kacang tanah tumbuk dengan gula merah. Menurut saya, tekstur kenyal dari bola-bola ronde memberikan sensasi tersendiri saat disantap. Kadang, ada variasi warna pada bola-bola ini—merah, putih, atau hijau, yang membuatnya lebih menarik secara visual.

  2. Kuah Jahe Hangat
    Kuah jahe adalah bintang utama dalam hidangan ini. Di Malang, jahe sering kali diolah dengan cara dipanggang terlebih dahulu sebelum direbus, sehingga menghasilkan rasa yang lebih kompleks. Beberapa penjual juga menambahkan pandan untuk memberikan aroma segar.

  3. Pelengkap
    Di Malang, ronde biasanya dilengkapi dengan irisan kolang-kaling, potongan kecil roti tawar, dan kacang goreng. Pelengkap ini tidak hanya menambah tekstur, tetapi juga rasa. Saya pribadi suka menyantap kacang goreng di akhir, karena memberi sentuhan gurih setelah manisnya ronde.

Tips Menikmati Ronde dengan Maksimal

Kalau Anda ingin menikmati ronde khas Malang dengan maksimal, ada beberapa tips yang bisa saya bagikan:

  1. Pilih Penjual yang Ramai
    Biasanya, gerobak ronde yang ramai menandakan rasa yang enak dan konsisten. Selain itu, Anda juga bisa memastikan bahan-bahannya segar.

  2. Minum Kuahnya Selagi Panas
    Kuah jahe paling nikmat saat masih panas. Selain menghangatkan tubuh, rasa jahe juga lebih terasa. Tapi hati-hati, jangan buru-buru menyeruput saya pernah kepanasan karena terlalu antusias!

  3. Tambahkan Jeruk Nipis
    Beberapa penjual menyediakan jeruk nipis sebagai tambahan. Jangan ragu mencobanya! Asam dari jeruk nipis memberikan kontras yang menyegarkan pada rasa manis kuah jahe.

  4. Nikmati di Tempat
    Meskipun bisa dibawa pulang, saya selalu merasa ronde lebih nikmat disantap di tempat. Ada sesuatu yang menyenangkan tentang makan ronde di pinggir jalan sambil mengobrol dengan teman atau sekadar menikmati suasana malam.

Fakta Menarik tentang Ronde di Malang

Tahukah Anda bahwa ronde sebenarnya bukan asli dari Indonesia? Hidangan ini awalnya berasal dari Tiongkok, dikenal dengan nama tangyuan. Dibawa oleh para pedagang Tionghoa, ronde kemudian diadaptasi dengan bahan-bahan lokal seperti jahe dan gula merah.

Di Malang, ronde sering dianggap lebih dari sekadar makanan. Banyak orang percaya bahwa minuman ini punya manfaat kesehatan, terutama untuk menghangatkan tubuh dan meningkatkan imunitas. Penjual ronde sering kali akan berkata, “Minum ini, badan langsung anget!” Dan saya setuju saya merasa lebih segar setiap kali menikmati semangkuk ronde hangat.

Ronde Malang vs. Ronde Daerah Lain

Meskipun ronde bisa ditemukan di banyak kota di Indonesia, ronde khas Malang punya keunikan tersendiri. Selain kuah jahe yang lebih kaya rasa, tekstur bola-bolanya juga cenderung lebih lembut. Saya pernah mencoba ronde di Jogja, yang ternyata kuahnya lebih ringan dan sedikit manis. Di sisi lain, ronde Malang punya rasa yang lebih "berani" berkat penggunaan jahe dan rempah yang melimpah.

Satu lagi, ronde di Malang sering disajikan dengan kacang goreng sebagai pelengkap sesuatu yang jarang saya temukan di daerah lain. Kombinasi rasa manis, pedas jahe, dan gurih kacang membuat ronde Malang benar-benar unik.

Penutup Malam dengan Ronde

Setiap kali saya kembali ke Malang, menikmati semangkuk ronde selalu ada dalam daftar wajib. Ada sesuatu yang menenangkan tentang hidangan ini mungkin karena rasanya yang sederhana tapi penuh kehangatan, atau mungkin karena kenangan yang selalu datang bersamanya.

Jika Anda punya kesempatan berkunjung ke Malang, jangan lewatkan ronde sebagai penutup malam. Saya berani jamin, Anda akan pulang dengan perasaan hangat di hati, sama seperti saya setiap kali menikmati hidangan ini.

Posting Komentar

0 Komentar